Senin, 22 Juli 2013

Dua Bumi -001

dua bumi

Suatu pagi di tahun 2157,


"Akhhh panas!!!" Tabby berlari cepat ke dalam rumah.


Rumah beratap cekung itu memang tempat yang paling nyaman untuk pagi dan siang hari. Cahaya matahari yang mengerikan itu tak bisa masuk asal tak ada yang membuka pintu.


"Krek!" Tabby dengan sekuat tenaga menutup pintu secepatnya. Nafasnya terdengar dari ruangan dalam. Seorang perempuan membawa sebuah bunga euphorbia di dalam tabung kaca.


"Ah, kau tak pakai baju pelindung lagi?" tanya Anne.


"Aku pergi ke hutan..bekas hutan..aku melihat ada bunga yang hidup di sana! Hebat!"


"Hmn pasti bunga jenis AB..bunga-bunga yang bisa hidup dari paparan sinar matahari.. mereka tak bermasalah.. daun mereka seperti sel surya yang digunakan untuk menyimpan energi matahari.."


"Aku belum pernah dengar.."


"Kau harus banyak belajar.. buku dan jurnal baru itu harus kau pelajari.. jangan hanya membaca buku cerita ratusan tahun lalu, bumi sudah berubah.. "


Anne, kakak perempuan Tabby meletakkan tabung kaca berisi tanaman euphorbia. Jenis yang berbunga sangat kecil, warnanya kuning dengan bintik-bintik merah. Sepertinya Anne bisa merasakan betapa tanaman itu sedang sekarat, butuh air. Dia mengambil air dari keran. Membuka sebuah bilik kecil di kaca yang membungkus tanaman itu. Diteteskannya pelan-pelan.


"Kau benar tak ingin pindah?"


"Aku melihat rumah-rumah orang sudah banyak yang tak berpenghuni, mereka sudah ke Central Traxy. Bersiap menunggu giliran.." Tabby mengoleskan bubuk putih ke kulitnya. Kulit yang berwarna tak rata. Ada bercak-bercak kehitaman yang menjalar di kaki dan tangannya.


"Apa kita benar-benar tak bisa memperbaiki bumi?"Anne menaruh bunganya di dalam tabung yang lebih besar. Dia menekan tombol di dinding, sebuah papan bergeser menampilkan pemandangan di luar.


Pemandangan yang membosankan. Tanah kering, rumput kering, dan asap hitam terlihat masih mengepul dari pabrik makanan di seberang jalan. Makanan olahan dari hewan-hewan yang masih bisa diternakkan di dalam ruangan. Tahun ini bumi semakin sakit saja. Seperti Pak Tua yang sudah sakit parah. Tak ada lagi yang memperdulikan polusi udara, air, tanah. Tak ada yang akan menghakimi jika ada pabrik yang tak mengolah limbah mereka. Tak ada gunanya, sudah terlanjur rusak. Apalagi saat planet baru itu diketemukan. Planet yang mukanya masih mulus. Tubuhnya kuat dan segar. Anak muda yang penuh harapan dan impian. Bumi 2.0.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...