Sabtu, 20 September 2014

MY BOOK #8 (1st NOVEL) : MESOPOTAMIA


Judul: MESOPOTAMIA
Penulis: Senja Nilasari
Penerbit: PING!!!
Tanggal terbit: September 2014
Goodreads: Mesopotamia: mimpi panjang yang teramat melelahkan


Beli di Bukukita.com 

MESOPOTAMIA, itu judul novel pertama saya. Senang akhirnya bisa menulis novel dan diterbitkan. Saya tidak ahli dalam percintaan jadi novel ini tentunya tidak berpusat pada percintaan, walaupun tetap saja tokoh utamanya memiliki seorang kekasih, orang yang ia sayangi.
Tokoh utama dalam novel ini adalah seorang arsitek bernama Oman, pemuda Irak yang bekerja di Indonesia(nama Oman diambil dari nama panggilan anak sepupu saya). 
Oman harus terbang ke Baghdad, Irak, karena Ummi-nya meninggal di sana. Setelah mengunjungi makam Ummi, ia pergi lagi ke Nasiriyah untuk mengurus sebuah rumah yang diwariskan kepadanya. Di rumah tersebut, Oman menemukan sebuah buku. Buku tua berjudul "Meet the Sumerians" yang akhirnya mengantarkannya ke zaman yang berbeda, zaman Mesopotamia. 
Oman berkenalan dengan zaman itu, berkenalan dengan banyak orang di zaman itu. Ada Zimu-seorang petugas pajak, Tuan Abgal-seorang tua yang dihormati, Tuan Ashur-seorang yang kejam, Tuan Gitlam-seorang ahli bangunan, Nyonya Hilimaz yang cantik dan terakhir Raja Shulgi, raja yang juga seorang ahli tulis. Oman juga mendapatkan kesempatan ikut dalam pembangunan sebuah bangunan terbesar yang sedang mereka bangun yaitu Ziggurat Ur.
"Aku, seorang raja, pahlawan sejak dari kandungan. Aku Shulgi,terlahir untuk menjadi laki-laki yang berkuasa." - Raja Shulgi
Bagaimana akhir kisah petualangan Oman?
Bukunya sudah bisa dibeli di toko buku, selamat membaca. 


Minggu, 07 September 2014

Mata dan Mata

“Itu warna hijau?”
“Benar, kadang-kadang ada juga yang bilang itu biru. Tak semua orang belajar nama-nama warna dengan benar padahal mereka tak buta warna.”
“Kata-katamu benar, ibuku mengira warna nila itu warna oranye..”

Pria 1 membelakangi temannya, melangkah ke arah sebuah pohon di atas sebuah mangkuk kecil. Pohonnya besar sekali, daun-daunnya juga lebat dengan warna hijau segar. Seharian dia di sana, sementara temannya pergi ke lain arah. Saat dataran menjadi lengkungan, temannya itu datang. Ia tampak sedikit berbeda, badannya berwarna lebih banyak lagi.

“Hai, lihat daun hijau segar itu..”
“Itu warna kuning sahabatku,” Pria 2 lalu tersenyum.
“Kau pasti buta warna…”
“Tidak..”
“Buta warna sebagian?”
“Tidak juga..”

Pria 2 menjauhi temannya, dua langkah ke depan dan satu langkah ke kanan. Ia menatap ke temannya. Mereka berdua saling bertatapan seperti sepasang kekasih yang sedang bingung dengan perasaan mereka satu sama lain. Kedua bola mata yang saling berpasangan itu memberikan pantulan yang berbeda, pantulan Pria 1 dan pantulan Pria 2 berkebalikan.

“Mari bertukar pandangan,” kata Pria 2.

Pria 1 mencolok kedua matanya sampai ke luar. Dua bola matanya ia lemparkan pada temannya, begitu juga sebaliknya.
Pria 1 memasang mata temannya ke dalam lubang matanya, begitu pula Pria 2 memasang mata Pria 1 dengan mulut tersungging. Ada rasa geli saat mencoba memasang lagi mata-mata yang mungkin terkontaminasi debu saat dilempar tadi.

“Bagaimana?” Pria 2 berkata.
“Kau tampak jelek di matamu sendiri, padahal tadi aku mengira engkau tampan sekali.”

Pria 2 kembali tersenyum, lalu melihat lagi ke arah pohon besar di atas mangkuk kecil yang tak jauh adanya dari mereka.
“Daun itu benar berwarna hijau seperti yang kau katakan tadi…,” kata Pria 2.

Pria 1 mengerutkan dahinya, di matanya, daun pohon besar-mangkuk kecil itu tampak berwarna kuning. Ya, warna kuning yang itu.
Mereka berpisah, Pria 2 memilih duduk menemani pohon besar itu. Pria 1 memilih pergi menjauh, mata-mata yang mereka bawa sekarang berbeda. Mata yang membuat jalan hidup mereka berkebalikan satu sama lain.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...