Minggu, 24 Februari 2013

Fanfic : Noda-Noda Cinta (Chapter 2)

Cerita sebelumnya Chapter 1
.......
Sungmin terperangah. Belum pernah ia merasa seperti ini sebelumnya. Gadis didepannya terlihat sangat muda, mungkin beberapa tahun lebih muda dari dia. Badannya mungil dengan rambut sebahu dan muka yang kecil dan imut. Cantik, katanya dalam hati.
Mereka sejenak terdiam. Masing-masing masih kikuk dengan perjodohan itu.
"Umurmu berapa?masih SMP?", tanya Sungmin.
"Aku sudah SMA, umurku 16 tahun, kalo kakak?", Sisca berbicara dengan lembut.
"Aku sebentar lagi lulus SMA.. ", Sungmin tersenyum. Mereka kemudian berbicara banyak. Sesekali Sungmin melemparkan lelucon yang membuat gadis didepannya itu tertawa dengan polosnya. Ahh, pintar sekali kedua orang tuaku, menjodohkanku dengan gadis muda ini. Tapi bagaimana dengan Bom, apa yang harus kukatakan padanya??

Sementara itu beberapa kilometer dari sana ada dua orang juga yang sedang bertabur bunga-bunga cinta. Bom menaruh kepalanya di dada Siwon. Ini untuk yang pertama kali mereka benar-benar bisa dikatakan berselingkuh. Toh yang diselingkuhi juga sedang dijodohkan dengan orang lain. Siwon membelai-belai rambut gadis cantik itu. Bau rambutnya haruum sekali.
"Apa Sungmin suka ya dengan gadis yang dijodohkan dengannya?", tanya Bom.
"Semoga saja...", Siwon mengecup kening kekasihnya itu. Tangannya beralih dari rambut ke lengan Bom. Halus sekali, jantung Siwon berlompatan kesana-kemari namun dia berusaha tenang. Bom menegakkan duduknya. Pikirannya melayang ke barang-barang di dalam mobil itu. Ada belasan DVD yang Sungmin beli untuknya, adapula hiasan yang terbuat dari emas yang masih terpajang di mobilnya. Cincin berlian dari Sungmin juga masih ia pakai, kalau tidak salah harganya puluhan juta. Matanya beralih ke Siwon. Laki-laki itu memakai kaos biasa, celana biasa, tak ada apapun yang menghias tangan dan lehernya. Tapi itu yang membuatnya tampak gagah.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?",
"Siwon..apa benar kau mengajukan beasiswa kuliah di Amerika?"
Siwon mengangguk.
"Apa karena aku mau kesana juga?"
"GR... Hahaha.. Gak lah aku dari dulu ingi kesana aku ingin memperbaiki kehidupan keluargaku.. Orang tuaku meskipun melarat tapi masih bisa berdiri sendiri..mereka ingin juga anaknya menjadi orang sukses.." Siwon berkata setengah.berbohong. Ya, memang Bom yang memperkuat langkahnya untuk kuliah ke Amerika juga. Meskipun melarat tapi Siwon termasuk anak pintar. Dia anak yang rajin belajar. Setiap hari selalu menyempatkan ke perpustakaan untuk meminjam buku-buku yang tak mampu ia beli. Buku tulisnya yang tipis ia bagi dua satu halamannya, jadi satu halaman menjadi dua halaman. Tulisannya diperkecil agar muat. Memang di Soul-city buku terkenal mahal harganya. Lebih mahal dari beli pulsa.

Sebulan kemudian mereka sama-sama berada di Amerika. Sebuah negara yang katanya adidaya dan disebut sipoli dunia. Bom tinggal di sebuah apartemen, lumayan mewah untuk ukuran mahasiswa. Sedang Siwon? dia tinggal lagi di asrama. Kali ini asramanya lebih dari yang di Soul-city. Dia satu kamar sendirian, hebat kan.
Saat pemilihan Presiden, orang-orang Amerika sibuk memilih dan meninggalkan berbagai kesibukan, kuliahpun diliburkan. Siwon melangkahkan kaki ke apartemen Bom. Sungguh jauh, tapi sayang Siwon harus berhemat jadi dia tak mau naik kendaraan umum, sebenarnya dia memang tak tahu kendaraan mana yang ia naiki. Beruntung dia membawa smartphone Android yang ada GPSnya. Dia berjalan seperti seorang backpacker, lusuh, dengan ransel di punggungnya. Matahari berkilat-kilat menerpa kulitnya yang makin lama makin gosong.

Setelah menempuh perjalanan setengah hari barulah ia sampai ke apartemen Bom. Huftt, semoga Bom ada di sana. Ah tadi sudah ku sms aku akan datang.
Apartemen itu berlantai 26, sedang kamar Bom ada di lantai 25, Siwon yang sudah penuh dengan peluh akhirnya memilih sebuah lift. Keringatnya menghilang perlahan karena dinginnya hotel itu. Apartemen Bom cukup luas untuk ditinggali sendiri, barang-barang di dalamnya juga mewah, setidaknya mewah bagi Siwon.
"Kau mandi dulu gih", kata Bom mencium bau tak sedap dari badan Siwon. Yah, jelas itu karena dia berjalan puluhan kilometer tadi.
"Hah..tadi pagi aku sudah mandi..", kata Siwon sambil mencomot roti di tangannya. Perutnya lapar sungguh.
"Ahhh.. kamu bau.. cepat mandi sana..", Bom mendekat dan menarik tangan Siwon.
Siwon tak mau, lalu mereka malah berguling-guling di karpet(?).

"Ting-Tong", sebuah bunyi bel mengagetkan mereka berdua.


bersambung....Chapter 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...