Minggu, 07 September 2014

Mata dan Mata

“Itu warna hijau?”
“Benar, kadang-kadang ada juga yang bilang itu biru. Tak semua orang belajar nama-nama warna dengan benar padahal mereka tak buta warna.”
“Kata-katamu benar, ibuku mengira warna nila itu warna oranye..”

Pria 1 membelakangi temannya, melangkah ke arah sebuah pohon di atas sebuah mangkuk kecil. Pohonnya besar sekali, daun-daunnya juga lebat dengan warna hijau segar. Seharian dia di sana, sementara temannya pergi ke lain arah. Saat dataran menjadi lengkungan, temannya itu datang. Ia tampak sedikit berbeda, badannya berwarna lebih banyak lagi.

“Hai, lihat daun hijau segar itu..”
“Itu warna kuning sahabatku,” Pria 2 lalu tersenyum.
“Kau pasti buta warna…”
“Tidak..”
“Buta warna sebagian?”
“Tidak juga..”

Pria 2 menjauhi temannya, dua langkah ke depan dan satu langkah ke kanan. Ia menatap ke temannya. Mereka berdua saling bertatapan seperti sepasang kekasih yang sedang bingung dengan perasaan mereka satu sama lain. Kedua bola mata yang saling berpasangan itu memberikan pantulan yang berbeda, pantulan Pria 1 dan pantulan Pria 2 berkebalikan.

“Mari bertukar pandangan,” kata Pria 2.

Pria 1 mencolok kedua matanya sampai ke luar. Dua bola matanya ia lemparkan pada temannya, begitu juga sebaliknya.
Pria 1 memasang mata temannya ke dalam lubang matanya, begitu pula Pria 2 memasang mata Pria 1 dengan mulut tersungging. Ada rasa geli saat mencoba memasang lagi mata-mata yang mungkin terkontaminasi debu saat dilempar tadi.

“Bagaimana?” Pria 2 berkata.
“Kau tampak jelek di matamu sendiri, padahal tadi aku mengira engkau tampan sekali.”

Pria 2 kembali tersenyum, lalu melihat lagi ke arah pohon besar di atas mangkuk kecil yang tak jauh adanya dari mereka.
“Daun itu benar berwarna hijau seperti yang kau katakan tadi…,” kata Pria 2.

Pria 1 mengerutkan dahinya, di matanya, daun pohon besar-mangkuk kecil itu tampak berwarna kuning. Ya, warna kuning yang itu.
Mereka berpisah, Pria 2 memilih duduk menemani pohon besar itu. Pria 1 memilih pergi menjauh, mata-mata yang mereka bawa sekarang berbeda. Mata yang membuat jalan hidup mereka berkebalikan satu sama lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...