Senin, 10 November 2014

ADA APA DENGAN CINTA? - 2014 : MOVE ON


RANGGA

Orang-orang di sekitarnya mengatakan ia laki-laki yang misterius. Mereka bertanya mengapa kau begini, mengapa kau begitu. Keras kepala, itu membuat alasan yang harusnya diungkapkan menjadi hal yang kabur, tak dimengerti orang lain. Kemudian ia memilih lebih banyak diam saat ditanya pertanyaan yang jawabannya akan membuat orang lain meneruskan pertanyaannya.

New York, bulan kesebelas, tanggal 8, dini hari.

Rangga masih terbangun. Banyak barang-barang vintage di kamarnya tapi ia bekerja dengan Mac Mini bukan mesin ketik. Ia memeriksa beberapa hasil jepretannya dan mengelompokkannya dalam folder-folder terpisah. Itu pekerjaan yang tak berat dilakukan di dini hari, tak membutuhkan kuota berpikir yang banyak.

Tubuhnya sekarang sedikit berisi dibandingkan saat remaja, semakin kokoh sebagai seorang laki-laki. Tapi beberapa orang masih menganggapnya sedikit aneh karena terlalu sering menyendiri. Beberapa kali laki-laki dan perempuan mendekatinya, mengajak berkencan, dan ia selalu menolak dengan halus.

“Aku harap kau mendapatkan laki-laki yang menyukaimu, maaf.”
“Maaf, aku sibuk akhir minggu ini.”
“Maaf, aku masih menyukai perempuan.”

Minggu lalu, saat November baru dimulai, ada yang berubah. Ia akhirnya berkencan dengan seorang wanita Indonesia yang lama tinggal di New York. Mereka bertemu saat ada acara pembukaan sebuah restoran milik bos perusahaan tempat Rangga bekerja. Namanya Renata, cantik, pintar, dan dewasa. Hal yang Rangga suka darinya bukan hanya visualisasinya, tapi nuansa yang ia bawa. Itu nuansa yang berbeda.

Cinta tak seperti Renata, Renata tak seperti Cinta. Cinta membawa kehangatan, Renata…ia membawa nuansa.

Rangga sedikit terkejut saat ia merasakan getaran lagi pada seorang wanita. Tapi ia juga sedikit takut, ia takut melupakan Cinta. Meskipun tak bersama tapi ia menyukai perasaan itu. Ia suka rasa rindu dan cinta pada seseorang yang jauh. Rasa yang ia simpan dalam-dalam. Rasa cinta pada Cinta.

Jika ia menyukai Renata, lalu mencintainya, bagaimana dengan Cinta? Rangga masih tak ingin perasaan itu pergi. Itu perasaan purba yang senang ia pelihara.

"Kau menyukai sastra?" tanya Renata. Gadis itu berucap tanpa ekspresi saat menyentuh buku berjudul "Aku" di meja kamar Rangga.

"Ya, kau sendiri?"

"Aku tak begitu tahu sastra Indonesia, aku lebih kenal penulis Amerika,... Ernest Hemingway, Toni Morrison..."

“Hmm…” Rangga tak tertarik dengan sastra Amerika, tapi ia tahu nama-nama populer yang Renata sebutkan itu.

Renata melemparkan buku “Aku” di atas kasur. “Aku akan mencoba membacanya…”

Suaranya masih datar seperti biasa, tapi itu yang Rangga suka.

“Ya, bacalah..itu bagus,” kata Rangga. Sebenarnya perasaannya sedikit berat saat melihat buku itu terbaring di samping Renata.

Renata mengenakan sejenis lingerie. Berwarna putih dan tampak halus sekali. Kakinya kadang terangkat dan kadang turun saat membolak-balik halaman buku. Renata tak begitu paham isinya, itu pasti karena Bahasa Indonesia-nya yang tidak begitu baik dan tentunya akan menjadi sulit memahami makna gandanya dalam sastra. Beberapa kali ia membacanya dengan keras dan bertanya pada Rangga.

Rangga akhirnya menghentikan pekerjaannya. Lampu utama ia nyalakan, ia tak suka melihat wanita dalam gelap.

“Kau sebaiknya tak membacanya..”

Ia mengambil buku “Aku” dan melemparkannya ke meja. Mengganti posisi buku itu dengan tubuhnya sendiri.

CINTA

Suara petir dari luar terdengar pelan saja. Cinta sedikit meringis saat laki-laki di depannya bermain dengan telapak kakinya.

"Ini masih siang.."

“Tapi langit sedang gelap dan ini hari libur,” jawabnya.

Cinta sebenarnya sedikit risih kalau suaminya itu mulai bertingkah. Ia suka menciumi kaki Cinta, bagi suaminya itu menggairahkan tapi bagi Cinta itu menjijikkan. Ia masih merasa asing dengan laki-laki di depannya, walaupun sudah kenal sepuluh tahun.

"Hmm..aku mau ke kamar mandi dulu," kata Cinta. Suaminya itu melepaskan kaki Cinta yang sedari tadi ia permainkan, tersenyum dan kemudian berbaring di tempat tidur.

Di kamar mandi suara hujan terdengar jelas sekali. Ini hujan ke tiga di bulan ini, hujan yang deras. Cinta membasuh mukanya, juga kakinya. Ia melihat bibir basahnya di cermin, bibir yang hanya pernah dicium oleh dua orang saja.

Suaminya adalah penyelamat hidupnya. Setelah ditinggalkan oleh Rangga, hidupnya menjadi suram, seperti tanpa tujuan. Hari-harinya dilewati dengan memandangi telepon dan kotak pos, tak ada pesan dan ada panggilan baru. Sebulan, dua bulan, setengah tahun, setahun, ia menjadi Cinta yang berbeda. Jarang tersenyum dan hanya fokus pada pendidikan saja. Ia tak mau berkumpul dengan teman-teman SMA-nya, itu akan mengingatkannya pada Rangga.

Di tahun kedua, ia bertemu dengan laki-laki yang sekarang menjadi suaminya. Wajahnya jauh berbeda dari Rangga, ia lebih tua lima tahun dari Cinta. Bersama laki-laki itu, Cinta berusaha melupakan Rangga, mencoba mencintai sosok yang berbeda. Rambutnya tak ikal, kulitnya sedikit gelap, alis matanya jauh lebih tegas, yang sedikit sama mungkin tinggi mereka.

“Kau tak suka sastra?” tanya Cinta waktu itu.

“Lihatlah apa buku yang selalu aku bawa.. aku tak membaca buku jenis lain..”

Cinta senang dia tak suka sastra, tak perlu berbagi buku puisi dengannya. Suami Cinta orang teknik, ia ikut dalam proyek pembangunan pembangkit listrik di Jawa. Buku-buku yang ia baca adalah buku teknik, manajemen proyek, dan buku teori fisika, sesekali ia membaca biografi. Cinta akhirnya menaruh buku-buku sastranya di bagian bawah lemari, tempat yang tak disentuh suaminya.

“Sayang, keluarlah..”

“Ya, sebentar.”

Cinta keluar dari kamar mandi dengan senyuman. Wajahnya kembali segar, kembali bersemangat. Air di wajah dan kakinya belum ia keringkan.

“Sayang, aku ingin membaca puisi untukmu,” kata Cinta.

“Puisi?”



*Buat fans AADC, wenny, dan @kampusfiksi

cr. Dian Sastro Instagram
"therealdisastr Look who I bumped into tonite at #DewiFashionKnight  #fashionshow #jakartafashionweek2014 hari ini bener bener #aadc banget judulnya jadi kita selfie aja buat temen temen yang masih susah move on dari kegalauan #alumniaadc #aadc2014 hari ini.. Have a good night instagramers.."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...