Rabu, 06 Agustus 2014

Cerpen: 1 Agustus (2)

7 Agustus, pagi-siang.
Nugus berangkat. Berangkat juga ke luar rumah karena tak tahan dengan nasehat dan sindiran. Ia berjalan saja, tak ada motor atau sepeda. Di sakunya tak ada dompet, hanya uang sepuluh ribuan. 
"Aku masih ingin jadi penyair, tapi..." Dia menoleh ke gelandangan yang menghitung uang di dalam gelas plastik. Bahkan uang gelandangan itu lebih banyak dari yang Nugus punya. 

Nugus menghentikan langkah sandal jepitnya di warung rokok, membeli permen. Duduk-duduk di bangku kayu keropos sambil mengulum permen berwarna kuning rasa durian. Murah hanya seratus rupiah. 

Seiring angin kecil pergi, seorang kakek tua datang membawa dagangannya. Mainan dari botol plastik bekas yang dirakit menjadi lampion kecil. "Lampion plastik murah.." Ia menoleh ke arah Nugus berusaha menawarkan. Nugus menggeleng. 


"Anak muda, jangan berpangku tangan. Uang sembilan ribu sembilan ratus di sakumu itu bisa beranak. Bukan lewat dukun tapi lewat ber-USAHA. Wirausaha. Pasti kau bingung caranya. Nah, baca buku berikut ini!"


dan yang akan terbit 2NDPRENEURSHIP.

COMING SOON
Beruntungnya Nugus, seorang malaikat baru saja memberi petunjuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...