Senin, 06 Januari 2014

Review Buku: Hear The Wind Sing (Dengarlah Nyanyian Angin)


Judul: Hear The Wind Sing (Dengarlah Nyanyian Angin)
Judul Asli: Kaze no Uta o Kike
Penulis: Haruki Murakami
Tahun Terbit: 1979, 1987(English)

Saya masih terbengong setelah beberapa jam membaca novel ini. Ini maksudnya apa ya????!2;@(%72'38@(:27%2:*8@+/""!&*@))
Tertarik membacanya karena penulisnya, yaitu Haruki Murakami. Sebelumnya pernah membaca novelnya yang lain berjudul 1Q84. Beliau juga masuk nominasi penerima Nobel Sastra 2013, yang akhirnya dimenangkan oleh Alice Munro.

Ceritanya dituturkan oleh "I" atau "Aku"(saya membaca yang versi English). Sampai halaman akhir cerita, "I" atau "Aku" tidak disebutkan siapa namanya. Sedikit memusingkan, tapi okelah kalau begitu. Si "Aku"  memiliki sahabat laki-laki yang dijuluki Rat. Rat tidak suka membaca buku dan anak kaya raya. Si "Aku" sendiri merupakan seorang mahasiswa yang sedang di liburan di sebuah kota dekat pelabuhan. "Aku" dan Rat sering menghabiskan waktu minum-minum di sebuah bar yang dimiliki "J".

Si "Aku" kemudian menuturkan ingatan-ingatannya. Ingatan yang akan membuat pembaca bingung dengan siapa "she" atau "dia". Ingatan yang akan membuat pembaca bingung kapan terjadinya peristiwa satu dengan lainnya yang disusun tak beraturan dalam ingatan dan peristiwa yang sedang terjadi. Ehmm apa mungkin saya aja yang bingung? Secara bahasa Inggris saya jelek. Tapi jika pembaca peka, dan pandai memahami maksud penulis dan si tokoh "Aku" pasti akan menikmati cerita ini.

Selain Rat, Aku, dan J, ada beberapa tokoh perempuan yang dimunculkan baik bersifat past atau present(waktu liburan). Tokoh present-nya adalah seorang gadis yang salah satu tangannya hanya berjari empat. Saya berharap "Aku" bisa sama gadis itu, tapi ya...

Nah, setelah liburan si Aku berakhir, si Aku bertutur tentang saat ini, future dari waktu kisah liburannya. Ia sudah menikah, dan Rat yang dulu tak suka membaca malah jadi penulis novel.
Ok, novel ini memang bukan novel biasa. Saya bingung saat sedang membacanya. Tapi setelah hari berganti saya tiba-tiba mengerti. Maka dengarlah nyanyian angin. Pesan cerita absurd ini bagi saya adalah agar saya lebih peka lagi dalam membaca cerita dan juga pikiran orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...