Senin, 30 Desember 2013

REVIEW: PENJAJA CERITA CINTA (@edi_akhiles)

Judul: Penjaja Cerita Cinta
Penulis: @edi_akhiles
Penerbit: Diva Press, Yogyakarta
Cetakan 1: Desember 2013
Tebal: 192 halaman

Alhamdulillah, buku Penjaja Cerita Cinta sudah saya terima tanggal 24 Desember 2013. Penulisnya adalah Bapak Edi (@edi_akhiles). Seorang CEO yang baik hati dan juga dermawan. Tidak pelit berbagi ilmu ataupun berbagi buku-bukunya secara gratis.
Pertama memegangnya, saya tersenyum senang. Bukunya ringan dan nyaman dalam pegangan tangan. Sebenarnya desain sampulnya kurang begitu saya suka. Harusnya bisa lebih exclusive, dengan gambar yang tak umum seperti itu. Ilustrasi gambar di dalam buku juga harusnya bisa dikerjakan dengan lebih beragam dan mendukung isi tiap cerita.
Ok, lanjut ke isinya. Isinya terdiri dari 15 buah cerita pendek. Berikut ini review saya terhadap masing-masing cerita:
Penjaja Cerita Cinta #1
Penjaja Cerita Cinta mengisahkan tentang seorang pencerita. Seorang pencerita yang harus bercerita pada seorang perempuan paruh baya yang kesepian. Cerita pendek ini cukup unik dengan beberapa sub-cerita lagi di dalamnya. Cerita di dalam sebuah cerita. Cerita yang diceritakan sang pencerita ternyata memiliki korelasi dengan profil perempuan paruh baya tersebut.
Unsur-unsur erotis kemudian ikut masuk ke dalam cerita ini. Sedikit mengganggu, walaupun ini bukan pertama kali saya membaca tentang hal-hal demikian. Mungkin karena pasangan erotisnya(pencerita-Bu Sri) bukan merupakan "tipe" pasangan favorit saya.
Cerpen pertama ini akan mengenalkan kita dengan gaya tulisan dari Pak Edi. Penulis yang telah menulis ratusan cerpen dan telah menemukan ciri khasnya sendiri. Kata-kata "takzim" dan "mahfum" cukup meyakinkan saya bahwa cerita ini benar ditulis oleh Pak Edi sendiri. :)

Love is Ketek! #2
Cerpen sebelumnya(Penjaja Cerita Cinta) memiliki tempo yang sedikit lambat. Nah, untuk "Love is Ketek!, temponya menjadi cepat. Perpaduan dua tempo bercerita yang disandingkan ini benar-benar saya sukai. Seandainya ceritanya juga mellow tentu saya istirahatkan sejenak buku ini. Kebetulan saya sedikit lama kalau disuruh membaca cerita/buku.
Isinya tentang sepasang kekasih yang sedang bertengkar gara-gara si cowoknya menyinggung masalah "ketek" si cewek. Salut buat Pak Edi, benar-benar ide cerita yang unik. Out of the box, seperti yang selalu didengung-dengungkan Diva Press pada para calon penulisnya. Perlu keberanian luar biasa untuk mengangkat permasalahan "ketek" ke dalam sebuah buku. Hehe..

Cinta yang Tak Berkata-Kata #3
Sulitnya ekonomi seorang penyair menjadi permasalahan dalam cerita ini. Sang pacar mulai jengah dengan si penyair yang hanya bisa berkata-kata. Cinta memang bisa diungkapkan dengan banyak hal, tapi pengulangan pengungkapan yang itu-itu saja tentu membuat muak. 
Pak Edi menyisipkan sedikit penjelasan tentang habit, the power of repeatation. Lalu saya sadar, Pak Edi ternyata juga melakukannya. Ada dua kata dalam cerita ini yang sebelumnya juga muncul di cerpen Penjaja Cerita Cinta. Kata "Ganesha" dan "senja". Sepertinya Pak Edi suka dengan dua kata itu.
"..bahwa segala apa pun yang diulang-ulang sampai membentuk habit, akan terekam di alam bawah sadar dan muncul begitu saja bahkan tanpa perlu dipikir dan disengaja lagi."(hal. 56)
Akhir cerita ini agak blur bagi pembaca. Si perempuan merasa percaya saja dengan cowoknya itu bahwa dia telah tahu apa yang diinginkannya. Oh ya?

Dijual Murah Surga Seisinya #4
Tokoh dalam cerita ini adalah penulisnya sendiri. Mungkin berasal dari pengalamannya sendiri juga. Ceritanya berisi tentang 'malaikat' yang bisa muncul dalam wujud yang berbeda. Nasihat dan hidayah bisa hadir lewat orang-orang yang tak terkira. Bisa jadi lewat orang-orang yang tak baik menurut kita.
Judulnya "Dijual Murah Surga Seisinya", hal yang sama-sama kita tak percayai bersama. Tapi hal itu sering kita lupakan, pesan itu yang ingin disampaikan dalam cerita ini. Bahwa surga, itu tak murah, maka harus kita kejar dengan sungguh-sungguh, dengan tabungan sebanyak-banyaknya.

Menggambar Tubuh Mama #5
Seorang anak kecil menyaksikan kepala ibunya terpenggal dengan sadis. Ibunya adalah perempuan bermartabat yang dapat menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita, walau akhirnya harus terbunuh karena keteguhannya. 
Anaknya tentu merindukan sosok ibunya setelah meninggal. Ia lalu menggambar sosok ibunya itu. Tentu saja gambaran yang ia buat tak bisa sama dengan ibunya, apalagi kenangan tentang bagaimana ibunya meninggal dengan sadis terus membayanginya.
Sebenarnya saya lebih berharap cerita yang bercerita panjang tentang kejadian satu ke kejadian lain. Tapi cerita ini bercerita berputar-putar tentang sang anak yang menggambar ibunya sambil mengingat-ingat bagaimana ibunya itu. 

Secangkir Kopi Untuk Tuhan (In Memoriam 58 Super Sic) #6
Saya sebenarnya tak begitu tahu tentang MotoGP, cuma kenal namanya aja Lorenzo, Rossi, bla-bla-bla. Tapi ternyata cerpen ini yang malah bisa membuat saya menitikkan air mata. Tokoh dari cerita ini kembali adalah si penulisnya, yaitu Pak Edi. Penulis diceritakan sebagai penggemar berat dari MotoGP, dan Marco Simoncelli merupakan salah satu pembalap favoritnya. Tentu saja hatinya remuk tak terkira menyaksikan pembalap kesukaannya meninggal di sirkuit balap. 
Mungkin sebagian orang akan menganggap penulis terlalu berlebihan meratapi kepergian Super Sic. Tapi saya mengerti jiwa fanboying yang dimiliki Pak Edi, mengingatkan saya pada jiwa fangirling saya yang 'menyayangi' seorang member 2NE1. Ehhh...  Bagaimana bisa? berbeda negara, agama, dan tak saling kenal. Ya, menurut saya itu manusiawi saja, asalkan tidak menuhankan sang idola. 

Tak Tunggu Balimu #7
Menyukai sesuatu itu dari hati, tak perlu dipikirkan dengan menghitung rumus persamaan matematis. Kisah dalam cerita ini menyinggung tentang "selera" musik seseorang. Banyak orang masih berpikir musik dangdut itu norak, kampungan, ndeso, dan gak keren. Tapi itu bukan alasan untuk tidak bisa menyukai hal-hal seperti itu. Rasa suka itu tulus dari hati, walau kemudian akan ada pikiran-pikiran yang membatasinya.
Rasa suka juga bisa karena sesuatu hal berkorelasi dengan pribadi kita sendiri. Seperti tokoh kedua dari cerita ini yang akhirnya juga suka pada lagu yang selama ini dihina-dina sendiri. 
Pak Edi mengenalkan istilah baru pada saya di cerita ini, "hermeneutis". Istilah yang ternyata berasal dari tas Hermes *eh salah.

Cinta Cantik #8
Pak Edi selalu ingin menyampaikan sesuatu dalam ceritanya, pesan kemanusiaan. Ceritanya lebih banyak diisi dengan opini-opini dari hal sosial yang ada di sekitarnya. Begitu juga dengan cerita berjudul "Cinta Cantik". Emang salah mencintai karena kecantikan? tentu saja tidak. Tapi apa itu tak hanya sekedar nafsu? Definisi "cinta" bisa berbeda-beda dari orang satu ke orang yang lain. Orang yang berpengetahuan seperti teman tokoh utama di cerita ini menyebutkan:
"...Cinta itu meliputi semuanya, plus-minusnya, kecantikan dan sekaligus ngilernya!"(hal.111)
 dan katanya Kahlil Gibran:
"Jika engkau ingin menyaksikan indahnya fajar, maka engkau harus melihat kelamnya malam."(hal.112)
Ngerti-kah? Kalau gak ngerti jangan khawatir, sepertinya banyak temennya.

Tamparan Tuhan #9
Tuhan berhak toh menampar kita karena salah kita seabrek!
Tokoh dalam cerita ini merasa di-dholimi oleh orang lain. Ia lalu berdoa, ingin orang lain mendapatkan keburukan atau kemalangan. 
Membaca cerita ini akan sedikit pusing, boring. Isinya mungkin bagus, tapi penyampaiannya yang berupa monolog-duolog membuat mata lelah. Perjalanan buku ini menjadi memberat di bagian ini. Ini seperti membaca curhatan seseorang. Padahal kan mau baca "cerita", eh. Tapi tidak terlalu panjang, dan next!

Abah, I Love You #10
Cerita selanjutnya juga sebuah curhatan, tapi ini lebih mengalir dengan baik.Tidak berat. Menceritakan seorang anak yang merasa ayahnya menjadikannya "budak" keinginan pribadi ayahnya. Membacanya akan mengingatkan kita tentang sikap orang tua kita. Apa sama seperti yang dialami oleh tokoh cerita ini? 
Tokoh di cerita ini lagi-lagi adalah penulisnya sendiri. Penulis bercerita tentang kehidupannya yang ditata sedemikian rupa oleh "Abah". Beruntung akhir yang bahagia menjadi muaranya, sehingga meluncur kata "I love you, Abah".
Cerita Sebuah Kemaluan #11
Ini cerita dewasa, dapat diterka dari judulnya. Sebelumnya saya sempat membaca cerita-cerita dewasa yang ditulis penulis perempuan seperti Djenar Maesa Ayu, Nh. Dini dan E.L. James. Eh, ada juga novelnya Haruki Murakami walaupun tak bisa digolongkan novel erotis. Penulis laki-laki cenderung lebih "kasar" penyampaiannya. Seperti di "Cerita Sebuah Kemaluan", penulis benar-benar terbuka mengungkapkan perilaku dewasa dari tokohnya. Pemikiran yang diutarakan oleh penulis juga cukup mencengangkan, hal yang tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiran(saya). 
"Tanggung benar ya Tuhan menghibahkan kemaluan cuma satu gini." (hal.136)
Penulis berdalih agar membaca cerita ini sampai akhir sehingga memahami maksudnya. Apapun maksudnya tentang "kemaluan", banyak hal-hal dewasa yang diutarakan. Bayangkan kalau yang membaca anak SMP. Eh, tapi anak SMP sekarang mah da dewasa duluan gegara Google.
*Note: Jangan mencari hal-hal "dewasa" lewat Twitter, ntar gak sengaja klik Favorite atau Retweet. 

Munyuk! #12
Tersentak saya saat membaca kalimat awal dari cerita ini. Manusia memang makhluk yang aneh, ada juga ternyata yang lebih tertarik dengan munyuk berlipstik daripada istrinya sendiri yang seorang manusia. 
*Munyuk adalah bahasa Jawa dari kera. 
Sumber: talkrational.org
Dalam cerita ini sang istri digambarkan sebagai sosok yang sabar, berbeda dari tokoh Ve di "Love is Ketek!". Salute buat perempuan seperti itu.

Lengkingan Hati Seorang Ibu yang Ditinggal Mati Anaknya #13
Ibu lebih menyayangi anaknya, lebih mengenal anaknya daripada anaknya pada ibunya. Hal itu yang diungkapkan dalam cerita ini. Diangkat dari kisah nyata, cerita mengalir dengan baik walaupun perlu hati batu agar tidak menangis membacanya. 
Pesan dari cerita ini dinyatakan dengan gamblang, tak perlu membongkar teka-teki untuk mendapatkan maknanya. 
"...Kau lupa wejangan Nabimu, bahwa umpama dunia seisinya kau berikan pada ibumu, itupun takkan pernah sanggup menebus sebelah susunya yang telah membesarkanmu..." (hal.157)  
Aku Bukan Batu!! #14
Tokoh dalam cerita ini mengadu, mengeluh pada Tuhan tentang kekekalan yang tak didapatkan oleh manusia. Dia lalu menyatakan dirinya, "Aku bukan batu". Duh, padahal dia keras kepala juga seperti batu. 
Kesekian kalinya, cerita ini seperti curhatan sang penulis. Memang bukan sembarang curhatan karena dibalik curhatan itu ada pesan-pesan yang ingin disampaikan. Seandainya curhatan itu dibuat berkisah, tak hanya kata-kata curhat, mungkin saya akan lebih suka!

Si X, Si X, and God #15
Cerita selanjutnya berupa dialog. Dua orang tokoh sedang berbincang-bincang tentang mindset. Salah satu tokohnya diceritakan tidak percaya dengan Tuhan. Tokoh yang lain menjadi orang yang meyakinkan bahwa Tuhan itu memang ada. Tak heran, cerita ini dapat berjalan dengan mulus karena Pak Edi sendiri pernah belajar filsafat. Padahal saya dulu sempat percaya kalau orang filsafat akan meremehkan kehadiran Tuhan, berbeda dari fisikawan. Eh saya baru tahu ada filsafat agama. Bodohnya...
Penulisan cerita yang hanya berupa dialog tanpa keterangan di samping kanan-kiri membuat cerita ini tampak segar dan ringan untuk dibaca dengan cepat.

Kesimpulan~~
Setelah membaca ke-15 cerita pendek, pembaca disuguhi dengan bonus tips bagi para penulis. Yap, buku ini memang cocok bagi penulis pemula yang ingin belajar.
Secara keseluruhan kita akan merasakan penulis adalah orang yang berpengalaman. Pengalaman itu membuat tulisannya berkarakter, memiliki ciri khas. Ibarat seorang penyanyi, sebait ia bernyanyi maka kita akan tahu siapa dia.
Judul buku "Penjaja Cerita Cinta" selain memang merupakan salah satu judul cerita didalamnya juga merupakan penggambaran dari penulisnya sendiri. Memang tak hanya cerita cinta dua orang insan yang ada di buku ini. Sebagian besar cerpen di buku ini malah membicarakan tentang curahan hati penulisnya dan pemikiran-pemikirannya. Tetap tentang cinta, tapi dengan 'cabang' yang berbeda-beda.

Saya berterima kasih telah diberi kepercayaan untuk mendapatkan buku ini secara gratis. Banyak pesan-pesan kemanusiaan yang bisa saya dapatkan. Tapi sayangnya beberapa cerita tak bisa saya favoritkan.
*Note: Bagi saya, buku ini tidak terlalu berat, tapi bukan juga buku yang nyaman dibaca sambil makan siang. 

Terima kasih Pak Edi.

Review saya di Goodreads:

Penjaja Cerita Cinta

My rating: 3 of 5 stars



Butuh waktu tiga hari membaca keseluruhan buku. Menarik, banyak pemikiran-pemikiran penulisnya yang diutarakan dalam buku kumpulan cerita ini. Meskipun judulnya terkesan cinta-cintaan, tapi isinya bukan sekedar cerita cinta yang ada di sinetron atau ftv. Cinta yang lebih dalam, lebih dewasa, dan lebih menohok.

View all my reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...